PENGETAHUAN UMUM WISNU YUDHA PERMANA: 31 Mar 2012

Sabtu, 31 Maret 2012

PACAR AIR


Pacar Air Untuk Atasi Nyeri Haid

Bunga Pacar Air
Tanaman ini sangat mudah berbunga. Meski banyak khasiatnya tapi wanita hamil harus menjauhinya. Pemakaian yang tidak terukur malah bisa pula menimbulkan gangguan.


Padahal, selain sebagai pemoles kuku dan syarat ritual, pacar air juga memiliki banyak khasiat untuk mengobati penyakit. Misalnya saja sebagai penghilang rasa nyeri ketika haid atau mengurangi rasa sakit pada bagian-bagian tertentu tubuh, seperti leher dan pinggang. Ia juga diyakini sangat bermanfaat untuk meringankan rematik dan merontokkan bisul-bisul.

Si Lizzie Yang Sibuk
Herba yang mudah ditanam dan sangat rajin berbunga ini ditengarai berasal dari India. Entah siapa yang membawa dan untuk apa ia dibawa ke Indonesia, yang pasti herba berbatang basah (
herbaceus) ini banyak ditanam untuk menghiasi halaman depan rumah. Tingginya berkisar antara 30-80 cm. Daunnya tunggal, berbentuk memanjang dengan pinggir bergerigi dan berujung runcing. Bunganya terdiri dari 5 helai kelopak bunga dan warnanya pun beragam. Ada putih, ungu, jingga, merah, magenta atau pink.

Karena termasuk golongan tanaman annual, ia rajin berbunga selama 1-2 bulan. Bisa jadi itu sebabnya di belahan Barat bunga ini dikenal dengan nama busy lizzie (si lizzie yang sibuk). Buah pacar air berupa buah kendaga, dan bila telah masak buah yang seukuran seruas jari kelingking dengan biji-bijian di dalamnya ini akan pecah dengan sendirinya. Anak-anak desa suka memencet buah berwarna ini dan merasakan sensasi pecahnya buah di ujung jemari mereka.

Bagian yang biasa dimanfaatkan untuk obat adalah bunga, akar, daun, dan bijinya. Herba ini berasa pahit dan hangat. Karena itu, herba yang termasuk familia balsaminaceae ini mempunyai khasiat untuk melancarkan peredaran darah dan melunakkan benjolan-benjolan. Bunganya mengandung zat
anthocyanin, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidun, kaempherol, dan quercetin. Dan pada akarnya ditemukan cyanidin, mono glycosine.

Hati-hati!
Meski memiliki banyak khasiat, ternyata pacar air juga mengandung racun. Karena itu penggunaannya pun musti sangat hati-hati. Dalam salah satu bukunya, Profesor Hembing Wijayakusuma mengingatkan bahwa wanita hamil dilarang memanfaatkan tumbuhan ini. Dan pada pemakaian yang terlalu lama (lebih dari seminggu), mulut kemungkinan akan terasa kering (xerostomia), mual (nausea), atau bahkan hilangnya nafsu makan (anorexia). Tapi, gejala-gejala itu akan hilang setelah dosis diturunkan atau malah dihentikan selama 2-3 hari.

Senada dengan Prof. Hembing yang menyarankan agar penggunaan untuk penyakit berat dikonsultasikan dulu ke dokter, Dr. Amarullah H. Siregar, MSc, PhD, juga mengingatkan bahwa tiap manusia memiliki dosis pengobatan masing-masing. Dan untuk gejala yang sama sekalipun, tidak bisa diberlakukan pengobatan yang sama. Makanya, ahli naturopati dan homeopati itu mengatakan bahwa penggunaan tanaman obat tradisional akan lebih maksimal jika diikuti dengan konsultasi dan pemeriksaan medis atau laboratorium.

Memanfaatkan Khasiat Pacar Air
Menurut Profesor  Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, bunga pacar air dapat dimanfaatkan dengan resep-resep berikut :

Pemakaian Luar
1.    Rematik, radang kulit (dermatitis), dan bengkak. Bunga pacar air segar yang telah dihaluskan ditempelkan pada bagian yang sakit.
2.    Tulang patah atau retak dan antiradang (antiinflamasi). Daun pacar air segar dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
3.    Bisul (
furunculus) dan radang kulit (dermatitis). 15 gram daun pacar air segar, 5 lembar daun cocor bebek segar, dihaluskan lalu ditempelkan pada bisul.
4.    Radang kuku. Seluruh herba pacar air secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada kuku dan dibungkus dengan kain kasa. Lakukan 7-14 hari secara rutin.

Pemakaian Dalam
1.    Peluruh haid/melancarkan haid (emenagog) :
-    4-5 bonggol akar pacar air, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu diminum airnya setelah disaring. Lakukan 3-4 kali sehari.
-    6 gram biji pacar air dan 15 gr temu hitam, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
-    3-10 gram biji pacar air, 30 gr daun dewa segar, 10 gr temulawak, direbus dengan air secukupnya. Setelah disaring lalu airnya diminum.
2.    Nyeri haid (dysmenorrhea) : 10 gr daun pacar air, 15 gr umbi rumput teki, 15 gr temu hitam, direbus dengan air secukupnya lalu disaring dan diminum airnya.
3.    Keputihan (leucorrhea) :
-    30 gr daun segar tanaman pacar air, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu idsaring dan diminum airnya.
-    30 gr daun pacar air segar, 15 gr daun sambilotokering, direbus dengan air secukupnya, lalu disaring dan diminum airnya.
4.    Bisul (furunculus), radang kulit (dermatitis). 3-6 gr bunga pacar air, 5 lembar daun cocor bebek, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
5.    Radang usus buntu kronis. 30 gr heba pacar air, 30 gr sambiloto, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
6.    Tekanan darah tinggi (hipertensi). 10 gr bunga pacar 100 gr seledri kecil, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu diminum airnya.
7.    Sakit pinggang (lumbago), kaku leher, kaku pinggang, rematik. 15 gr akar pacar air, 30 gr akar sawi langit, 15 gr jahe merah, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, lalu diminum airnya.
Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur.






Impatiens balsamina (Bunga Pacar air) adalah tanaman yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini diperkenalkan di Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau dua tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu atau merah jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal dan daunnya yang bergerigi tepinya.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya. Walau demikian tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Berbagai bagian tanaman juga digunakan sebagai obat tradisional.

Pacar air berasal dari India. Di Indonesia ditanam sebagai tanaman hias, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar.

Terna berbatang basah dan tegak ini mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun bentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, warnanya bermacam-macam, seperti merah, oranye ungu, dan putih. Bunganya ada yang engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika masak akan membuka menjadi lima bagian yang terpirih.

Sifat dan Khasiat
Biji pacar air rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, dan sedikit toksik. Berkhasiat sebagai penghenti perdarahan (hemostatis), meningkatkan fungsi pencernaan, mempunyai efek melunakkan massa yang keras (tumor), antikangker, peluruh haid, dan mempermudah persalinan (parturifasien).

Akar berkhasiat antiradang, peluruh haid (emenagog). Daun berkhasiat penghilang nyeri (analgesic), antiradan. Bunga berkhasiat peluruh haid, abortivum, dan membuyarkan bekuan darah.

Kandungan Kimia
Biji mengandung saponin dan fixel oil (terdiri dari
-spinasterol, -ergosterol, balsaminasterol, parinaric acid, minyak menguap, quercetin, derifat kaempferol, dan naphthaquinon). Bunga mangandung anthocyanins, cyaniding, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar mengandung cynadin mono-glycoside.

Bagian yang Digunakan
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, daun, bunga, dan akarnya.

Indikasi Biji (jizingzi) digunakan untuk mengatasi:

* terlambat haid,
* kesulitan melahirkan,
* rasa tersumbat di tenggorokan,
* bengkak akibat terbentur (memar),
* tumor perut, dan
* kanker saluran cerna bagian atas.

Bunga digunakan untuk mengatasi:

* terlambat haid, dan
* bengkak karena gumpalan bekuan darah.


Daun digunakan untuk mengatasi:


* keputihan (leukorea), dan
* nyeri haid.
* Akar digunakan untuk mengatasi:
* rematik, leher kaku, sakit pinggang,
* terlambat haid,
* tertusuk tulang atau benda tajam di kerongkongan.

Cara pemakaian untuk obat y ang diminum, siapkan biji pacar air sebanyak 3-10 g. untuk kanker, gunakan biji sebanyak 15-60 g sekali rebus.
Untuk bunga, rebus sebanyak 3-6 g . daun dan akar, rebus masing-masing sebanyak 15-30 g.

Untuk pemakaian luar, giling bunga segar sampai halus, lalu tempelkan ketempat yang sakit, seperti bisul, rematik sendi, radang kulit bernanah, bengkak akibat gumpalan bekuan darah (hematoma), dan gigitan ular. Gilingan daun tulang patah (faktur) dan radang pinggir kuku (cantengan). Air rebusan daun bisa digunakan untuk mencuci luka dan merangsang pertumbuhan rambut.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian.

* Pada percobaan binatang, rebusan biji pacar air dapat mencegah kehamilan.

* Rabusan biji pacar air dapat meningkatkan frekuensi kontraksi uterus kelinci terisolasi yang tidak hamil.

Contoh Pemakaian

* Keputihan (leukorea)
Rebusan daun pacar cina segar (30-60g) dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum dua kali, masing-masing setengah gelas.

* Terlambat haid
o Cuci bersih akar pacar air segar sebanyak 4-5 bongol, potong-potong tipis. Rebus dengan empat gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari tida kali, masing-masing setengah gelas.
o Siapkan bunga paar air segar dan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) (masing-masing 6 g), herba ginjean (Leonurus sibiricus) (30 g), dan daun iler (Coleus scutellarioides) segar (10 lembar). Cuci semua bahan, lalu iris tipis ripang temu putih. Masukkan ke dalam panci email, rebus dengantiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum sehari tiga kali, masing-masing setengah segelas.

* Bengkak akibat gumpalan bekuan darah (hematoma) Cuci bunga pacar air segar (5-8 kuntum), lalu giling sampai halus . tambahkan arak putih secukupnya, lalu turapkan ke bagian yang bengkak. Balut, ganti 2-3 kali sehari sampai bengkaknya mengempis.

* Tertusuk tulang di kerongkongan
Cuci akar pacar air yang segar, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya, kunyah dan telan dengan air hangat.

Catatan

* Untuk menghindari keguguran, ibu hamil dilarang minum rebusan herba ini.
* Jika digunakan lebih dari satu minggu, bisa menimbulkan rasa kering di mulut, mual, dan tidak nafsu makan.
Gangguan tersebut akan hilang dengan menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan selama 2-3 hari.
* Bunga segar yang dicampur dengan sedikit tawas dapat digunakan untuk mewarnai kuku. Caranya, giling bunga dan tawas sampai halus, lalu turapkan pada kuku dab balut. Buka keesokan harinya dan kuku sudah berwarna. Tawas bisa diganti dengan air kapur atau perasan jeruk sitrun.


PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP


BAB I
PENDAHULUAN

Sebelum kita membaca hasil makalah dari kelompok kami yang telah kami selesaikan dengan susah payah karena jujur tugas ini sangat mendadak, tapi dengan kerja keras kami akhirnya bisa menyelesaikanya, apakah kalian tahu tentang Tujuan Lingkungan Hidup?
Tujuan lingkungan hidup yang utama adalah mengembangkan nilai-nilai dan sikap manusia terhadap lingkungan hidup yang memungkinkannya bertindak arif dan bijaksana dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup.Tujuan yang demikian ini menuntut suatu pendekatan dalam pembelajarannya yang melibatkan bukan hanya kemampuan intelektualnya tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotorik.Jadi,strategi pembelajaran bukan yang mendikte orang apa yang baik dan yang buruk melainkan mengajak orang mempertimbangkan untuk dirinya sendiri dan masyarakat apa yang baik dan apa yang buruk.Dengan kata lain partisipasi aktif yang belajar perlu diusahakan.Banyak metode mengajar yang telah dikembangkan,namun tepat tidaknya suatu metode ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Pembelajaran Plh
Kecenderungan terakhir dalam pendidikan adalah pemusatan pada kemampuan belajar anak.Kemampuan belajar ini ditentukan oleh struktur dan perkembangan kognitif anak,kemampuannya belajar dalam lingkungan sosialnya serta pola persepsi individualnya.Kecenderungan ini telah mendorong kembali perhatian pendidikan terhadap metode mengajar karena kualitas pendidikan formal sebagian ditentukan oleh kualitas pengajaran.
Penelitian mengenai perkembangan kognitif mengungkapkan bahwa partisipasi murid merupakan kunci keberhasilan belajar,Bloom(1971)mengemukakan bahwa besarnya partisipasi aktif iswa dalam belajar merupakan petunjuk(indeks) yang baik tentang kualitas mengajar.Metode mengajar apakah yang dapat menghasilkan partisipasi siswa secara maksimal?Partisipasi maksimal mungkin bila isi dan penyajian materi menarik dan berarti bagi siswa dan juga bila siswa cukup termotivasi.Dengan demikian proses belajar dapat belangsung.
Menurut Treffinger proses belajar adalah proses menjadi peka terhadap atau sadar akan masalah,akan adanya kekurangan atau kesenjamgan dalam pengetahuan,adanya unsure-unsur yang kurang,adanya disharmini,dan sebagainya,untuk kemudian diusahakan pemecahannya melalui pengumpulan informasi yang ada,mendefinisikan kesukaran atau mengidentifikasi unsure yang kurang,mencari jawaban,membuat hipotesis dan mengujinya,menyempurnakannya dan akhirnya mengomunikasikan hasil-hasilnya.PLH dapat mencapai sasarannya melalui mengajar harus ditentukan secara cermat sehingga memungkinkan terjadinya partisipasi siswa secara maksimal.Beraneka metode dalam mengajar PLH sama saja dengan yang digunakan untuk mata pelajaran lain.Namun,ada cara-cara tertentu,terutama yang dapat mengembangkan ketrampilan siswa untuk memecahkan masalah serta melakukan proses pengambilan keputusan yang sangat cocok dalam mempelajari lingkungan hidup yang terus-menerus berubah. Ketrampilan ini sangat penting,artinya apabila kita menghendaki individu yang kita didik itu menjadi makin merasa bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan serta kegiatan-kegiatan nya terhadap lingkungan hidup.Tidak dapat disngkal bahwa kegiatan-kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup yang didasarkan pada persepsi dan sikap serta keputusan-keputusan yang diambil sering mengakibatkan keadaan yang tak dapat dipulihkan kembali.
Tujuan-tujuan yang hendak dicapai PLH menuntut system pengajaran yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.Siswa memerlukan beraneka pengalaman yang tepat untuk mengembangkan kesadaran dan pengertian mengenai rumitnya lingkungan hidupnya,dan dengan kesadaran pengertian ini diharapkan dapat berkembang sikap dan rasa tangggung jawab untuk melakukan sesuatu.
Para pendidik mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang metode mengajar yang baik.Namun,ada juga yang mengemukakan bahwa tidak ada yang dapat dikatakan sebagai yang terbaik karena setiap strategi mengajar yang digunakan secara efektif dan efisien adalah metode yang berhasil.
Arti metode disini ialah prosedur atau kegiatan instruksional guru secara terencana untuk mengajar suatu bahan pelajaran.Jadi metode mengajar berarti pengorganisasian materi pelajaran dan pengaturan lingkungan belajar yang memungkinkan pembimbingan siswa ke arah yang ditentukan,serta member pengarahan yang benar pada siswa pada waktu yang tepat dan dalam kadar yang tepat dan mengusahakan kesempatan untuk pelaksanaan umpan balik dan perbaikan.
Setiap siswa membutuhkan cara mengajar yang sesuai baginya yang dapat membantu dan menigkatkan kemampuan belajarnya.Oleh karena itu,berbagai metode mengajar dibutuhkan untuk memelihara perhatian siswa serta membangkitkan minatnya untuk belajar lebih lanjut.Efektivitas suatu metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa variable seperti bakat dan kecerdasan(aptitude)siswa,materi pelajaran,serta system pengajaran pelajaran itu.Pengertian bakat dan kecerdasan ialah kecenderungan siswa menyenangi suatu mata pelajaran serta kemampuan belajarnya.Dalam bakat dan kecerdasan ini,termasuk ketrampilan,pengalaman,dan sifat-sifat siswa yang menentukan keberhasilannya dalam suatu keadaan interaksional tertentu.Ini akan nyata bila siswa ditugaskan menyelesaikan sesuatu kegiatan dalam kelas.Hasil setiap siswa akan berbeda.Ada yang belajar cepat dengan membuat sedikit kesalahan,ada yang cepat melupakan apa yang diajarkan,ada yang lebih lama dapat mengingat fakta atau prosedur.Ini semua mungkin disebabkaan oleh bakat dan kecerdasan yang berbeda,ketrampilan yang telah dimiliki sebelumnya serta pengalaman yang berbeda.
Apabila ada kesenjanga antara ketrampilan siswa serta kemampuan belajarnya dengan kemampuan yang diharapkan untuk penyelesaian suatu tugas baru dengan baik maka sissswa akan gagal mencapai tujuan yang dikehendakinya itu.Oleh karena itu,dalam memilih metode mengajar harus diperhitungkan bakat dan kecerdasan siswa karena ini menentukan sebagaian keberhasilan atau ketidakberhasilan belajar siswa it.Sangat disayangkan bahwa banyak guru tidk memperdulikan ini dan menganggap bahwa semua siswa mempunyai bakat dan kecerdasan yang sama.Ini merupakan penjelasan mengapa cara mengajar tertentu sangat membosankan bagi anak-anak berbakat,tetapi mungkin juga dapat mengakibatkan siswa lain menjadi frustasi.Kegiatan belajar akan tidak menyenangkan bila siswa ditempatkan dalam keadaan dimana tuntutannya sangat sukar atau tidak dapat dicapai mereka.Misalnya,siswa diharapakan menyelesaikan suatu tugas sedang ketrampilan dasar untuk melakukan tugas ini tidak dimilikinya,atau bila tugas itu sangat menjemukan.
Teori belajar David Ausubel(Unesco 1977)mengemukakan bahwa proses kognitif adalah bagaiman kita mendapatkan pengetahuan serta menggunakannya.Belajar kognitif menghasilkan suatu penyimpanan informasi yang beraturan dalam otak anusia dan susunan yang tertaur ini dikenal sebagai struktur kognitif.Belajar yang berarti(meaningful learning)terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan pada konsep ynag relevan dalam struktur kognitif siswa.Misalnya,seorang siswa memperhatkan dan mempelajari komponen-komponen suatu lingkungan yang baru baginya dan pengamatan-pengamatan nya ditemukannya kaitan antar komponen-komponen itu.Dari pengalaman belajar sebelumnya ini ia tahu adanya saling ketergantungan anatar komponen-komponen di tempat-tempat yang lain.Dengan demikian ia dapat menghubungkan pengalamannya yang baru itu kesatuan pengalaman belajar yang berebeda maka dapat terjadi  bahwa seorang anak yang kesenangannya ialah berada di alam terbuka dan mempelajarinya akan berbeda”belajar dan berarti”ini dibandingkan dengan anak yang belum pernah mempelajari alam lingkungannya.
Namun diketahui juga bahwa belajar tanpa ada hubungan dengan elemen dalam struktur kognitif dapat juga berlaku,yaitu belajar dengan cara menghafal.
Dalam proses belajar yang berarti,factor-faktor baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep dalam struktur kognitif sehingga memperkuat atau memperluas konsep ini.Mungkin juga terjadi proses belajar bila beberapa konsep tergabung membentuk pengertian baru yang lebih luas atau lebih mendalam.
Jadi,efektivitas suatu strategi mengajarkan nyata pada kemampuan siswa untuk menintegrasssikan konsep-konsep baru ke dalam struktur kognitif mereka.Tetapi mungkin juga tergantung pada kemampuan mereka meliahat  keterkaitan anatar dua atau lebih konsep.Menurut Jerome Bruner(Unesco)dalam pembentukan koonsep siswa mengikuti tiga tahap:
1.   tahap enactive,yaitu tahap dimana siswa dapat menyebut atau menunjuk objek symbol atau peristiwa yang dimaksud
2.   tahap  iconic,apabila siswa dapat membayangkan pemerian verbal mengenai sesuatu atau mengenai apa yang dimaksud dari contoh gambar,model,keterangan verbal,atau diagram
3.   tahap simbolik,apabila siswa dapat menggunakan kata-kata atau sibol-simbol lain untuk menggambarkan suatu objek atau buah pikiran tertentu.
Sifat bahan materi pelajaran selain harus memperhitungkan tingkat kematanga siswa,khusus untuk PLH,perlu juga diperhatikan strategi pengembangan bahannya.Kegiatan PLH pada tingkat pendidikan pendidikan seperti telah terfokus pada matra afektif(menyangkut perasaan),kognitif dan ketrampilan perilaku.Pada usia muda sebaiknya tekanan lebih banyak diberiakan pada pengembangan matra afektif dan pada usia tua tekanan lebih besar pada matra kognitif dan ketrampilan perilaku.
Guru juga merupakan komponen yang esensial dalam proses pembelajaran ini.Guru adalah komponen utama bahkan dapat dikatakan komponen kunci dalam berlangsungnya proses pembelajaran ini.Metode yang dipilih guru tergantung pada ujuan pendidikan yang dihayatinya,minatnya serta latar belakang pendidikannya.
Untuk PLH metodelogi yang berorientasi pada pemecahan maslah serta penanggulangan secara aktif masalah-masalah dan yang menuntut keterlibatan siswa langsung,merupakan prioritas dalam pencapaian tujuan PLH.Tekanan harus diberikan pada kegiatan siswa meneliti keadaan dan peristiwa di lingkungan sekitarnya sera merencanakan pemecahan masalahyang ditemukannya.Guru-guru harus mempunyai kemampuan untuk memilih dari sekian banyak metode mengajar yang diketahui mana yag paling sesuai digunakan untuk sitauatsi tertentu.
2.1.1     TEKNIK MENGAJAR DALAM KELAS
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang mementingkan keaktifan yang belajar(siswa)maka ada beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan,yaitu Pendekatan Ketrampilan Proses,dan Pendekatan Pemecahan Masalah/inkuiri.
Pendekatan  Ketrampilan Proses
a. Dasar ketrampilan proses
Proses belajar mengajar harus mencerminkan komunikasi dua arah,tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan kemmapuan mental,fisik dan penampilan diri siswa.Proses belajar mengajar harus dapat mengembangkan cara belajar untuk mendapatkan mengelola,menggunakan,dan mengkomunikasikan perolehannya.Penyajian bahan pelajaran terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep esensial harus mengikutkan siswa secara aktif baik secara perseorangan maupun sebagai kelompok.
Antara lain siswa diberi kesempatan untuk:
1.      Mempelajari materi/konsep dengan penuh pemahaman dan keasyikan melalui kegiatan berbuat
2.      Mempelajari dan mengalami serta menemukan sendiri bagaimana mendapatkan suatu pengetahuan
3.      Merasakan sendiri kegunaan,berhati terbuka,mengembangkan rasa ingin tahu,jujur,tekun,disiplin,rapi,kreatif,dan mempunyai kemampuan berteman dalam kelompok
4.      Belajar dalam kelompok,menemukan sifta dan kemampuan diri sendiri serta sifat dan kemampuan teman sekelompok
5.      Memikirkan dan mencobakan sendiri serta mengembangkan konsep dan nilai terpadu
6.      Menemukan dan mempelajari kejadian/fenomena yang dapat membangun gagasan/ide baru
7.      Menunjukan kemampuan mengomunikasikan cara piker,hasil penemuan dan penghayatan nilai-nilai,baik lisan,tulisan,gambar maupun secara penampilan diri.
b.Langkah-langkah pelaksanakan ketrampilan proses
1.      Pemanasan
     Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan pada pokok permasalahan agar siswa siap,baik secara mental,emosional maupun fisik.Kegiatan ini,antara lain dapat berupa:
a)      Pengulasan langsung yag pernah dialami siswa ataupun guru
b)      Pengulasan bahan pelajarn yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya
c)      Kegiatan-kegiatan yang menggungah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa,menunjukkan gambar,slide,film,atau benda lain.
2.                  Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati,menginterorientasikan,meramalkan,mengaplikasikan konsep,merencanakan,dan melaksanakan penelitian,serta mengomunikasikan hasil penemuannya.
a)           Pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.Yang dimaksud pengamatan disini adalah pengunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang memadai.Untuk itu perlu ditingkatkan perasaan melalui gambar ataupun bagan dan membatasi peragaan dengan kata-kata.
b)      Interpretasi Hasil Pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan anatara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan atau digunakan.
c)      Peramalan
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau yang mungkin akan terjadi.Ramalan didasarkan atas hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui,sedangkan terkaan kurang didasarkan pada hasil pengamatan.
d)          Aplikasi konsep
Aplikasi konsep adalah penggunaan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah.

e)           Perencanaan penelitian
Penelitian bertitik tolak dari seperangkat pertanyaan antara lain menguji kebenaran hipotesis hasil pengamatan.Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut perlu perencanaan penelitian/penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan atau bentuk lain.
f)           Pelaksanaan penelitian
Tujua dari kegiatan ini adalah agar siswa lebih memahami pengaruh variable yang satu pada variable yang lain.Cara belajar yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatihkan.
g)          Komunikasi
Kegiatan ini bertujuan engomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan,baik dalam bentuk kata-kata,grafik,bagan maupun table secara lisan atau tertulis.

2.1.2   PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Suatu masalah muncul apabila suatu keadaan tidak dapat dijelaskan atau diramalkan berdasarkan prinsip-prinsip dan teori yang ada,atau bila hasil pengamatan tidak sesuai dengan yang diharapkan.Kita banyak menghadapi permasalahan lingkungan yang bersifat fisik,biologis,sosialpolitik yang menuntut pemecahan.Misalnya,krisis energy,distribusi makanan yang tidak seimbang antara Negara-negara maju dan Negara-negara sedang berkembang,migrasi dari pedesaan ke kota,tanah pertanian yang miskin,pencemaran sungai dan danau karena pendangkalan dan proses kimia,penurunan kualitas perairan pesisir dan masih banyak lagi.
Masalah-masalah ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,yaitu masalah divergen dengan beberapa kemungkinan cara pemecahan dan masalah konvergen dengan hanya satu cara pemecahan.Pemecahan masalah dalam PLH sering menghadapi masalah-masalah divergen karena kondisi serta situasi yang berbeda anatar saty dengan lainnya.Menangani masalah konvergen dalam kelas sering menjadi permainan tebak-tebakan dimana siswa berusaha menebak jawaban yang menurut mereka diharapkan gurunys.
Dalam pemecahan masalah baik metode penemuan maupun metode expository yang digunakan.Metode expository merupakan metode mengajar dimana guru merumuskan dan mendemonstrasikan penyelesaian suatu masalahyang serupa tapi tidak sama.Sedangkan strategi penemuan adalah apabila guru hanya membimbing siswa dalam merumuskan dan memecahkan masalah.Sering dilakukan juga kombinasi dari keduanya.Pemecahan masalah adalah proses pengenalan adanya  rintangan,kesulitan atau ketidakmampuan untuk bertindak,memikirkan kemungkinan-kemungkinan pemecahannya dan menguji atau menilai pemecahannya.Manfaat dari pendekatan ini adalah membuat pengalaman belajar berarti bagi siswa.
Ketrampialan pemecahan masalah merupakan ketrampilan dasar yang harus dikembangkan pada setiap orang.Ketrampilan-ketrampilan ini terutama dikembangkan melalui latihan-latihan.Siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah umumnya belajar untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab,berkemampuan tinggi,mampu dan kreatif.Suatu cara untuk mengusahakan siswa belajar adalah dengan upaya mereka beraksi secara aktif,mengumpulkan data,menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengorganisasi informasi-informasi yang diperoleh.
Pemecahan masalah secara kreatif ini terdiri dari lima tahap,yang didahului oleh suatu keadaan kacau(mess)sehingga masalahya samar(fuzy problem).Setiap tahap,terdiri dari dua fase,yaitu fase pertama ialah fase divergen(dimana penilaian harus ditunda)diikuti fase kedua ialah fase konfergen.Setelah mess dan fuzy problem(suatu tantangan dan deskripsi singkat dari situasi tantangan tersebut)dimulaikah tahap pertama.
1.         Tahap Menemukan Fakta(Fact Finding)
Disini semua informasi dikumpulkan.Ditanyakan semua fakta,tanpa mempersoalkan dulu apakah perlu fakta tersebut dikumpulkan dan apakah faktanya dapat diperoleh atau tidak.
Pertanyaan factual menanyakan fakta-fakta yang berhubunga dengan apa yang terjadi sekarang dan apa yang terjadi di masa lalu.Baru pada masa konvergen,setiap pertanyaan factual dinilai/diseleksi.Pertanyaan factual yang dianggap penting serta relevan saja yang kemudian dijawab.Pada tahap fact finding kita ingin memperoleh gambaran sejelas mungkin dari situasi saat ini,dimana kita sekarang berada.
2.     Tahap Menentuka Masalah(Problem Finding)
Pada tahap ini disusun sebanyak mungkin pertanyaan kreatif sehubungan dengan masalah yang dihadapi.Masalah-masalah dirumuskan berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.
Pertanyaan kreatif berorientasi pada masa depan dan memancing alternatif  jawaban.Misalnya,pertanyaan dimulai dengan kata-kata”Dengan cara-cara apa saja saya dapat”.Dalam tahap ini ingin diperoleh gambaran sejelas mungkin kemana kita pergi.Untuk itu perlu dirumuskan macam-macam masalah agar dapat melihat masalahnya dengan cara yang berbeda-beda.
3.     Tahap Menemukan Gagasan(Idea Finding) 
Pada akhir problem finding dipilih satu masalah yang dianggap paling baik untuk dikerjakan lebih dahulu.
Dalam tahap idea finding ini dikemukakan sebanyak mungkin ide,sebanyak mungkin alternative jawaban terhadap masalah tersebut,dengan menggunakan teknik –teknik yang telah dibahas sebelumnya.Baru setelah terkumpul banyak ide kita mulai memilih ide-ide,alternative-alternatif mana yang kiranya merupakan alternative yang baik.Dalam fase konvergen ini,pemilihan masih didasarkan pada suatu kriteria yang umum.Misalnya,criteria derajat mudahnya ide diimplementasikan.
4.    Tahap Menemukan Jawaban(Solution Finding)
Seperangkat criteria disusun lebih dahulu untuk dapat menilai alternative-alternatif atau ide-ide yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.Usahakan mengantisipasi semua pengaruh dan akibat yang dapat ditimbulkan jika alternative-alternatif jawaban diimplementasikan,catat semua hal yang dapat dijadikan criteria yang paling baik.Kriteria yang dipilih harus dapat digunakan untuk menilai setiap ide/alternative.Disamping itu criteria harus mempunyai daya pembeda yang baik,mampu membedakan nilai ide yang satu dengan ide yang lain.Hasil pada tahap ini adalah beberapa gagasan yang akan dilaksanakan.

5.    Tahap Menemukan Penerimaan(Acceptance Finding)
          Dalam tahap ini kita rencanakan secara konkret dan terperinci pelaksanaan gagasan yang telah kita pilih.Kita catat semua langkah yang kita duga harus kita lakukan.
          Dalam pendekatan pemecahan masalah dapat diterapkan metode inkuiri,studi kasus,permainan main peran,penelitian dan diskusi.Metode ini bertolak dari suatu persoalan.Perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya hanya pada langkah-langkah yang diambil dalam mengambil dan memecahkan masalah itu.
          Suatu pendekatan lain adalah “force-field approach” (Meyer,1978).Pendekatan ini menganggap bahwa tiap persoalan mempunyai daya positif atau daya yang mendorong berlangsungnya perubaha positif,yaitu perbaikan keadaan alam,tetapi ada juga daya negative atau daya penghambat yang menginginkan perubahan dan hendak berusaha supya persoalannya tetap bertahan.Oleh karena itu,dalam pemecahan masalah perlu diadakan identifikasi daya-day pendorong positif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki..Daya penghambat juga harus diidentifikasi untuk memperlemah dan apabila mungkin untuk meniadakan dampaknya.
Dalam pendekatan pemecahan masalah dikenal berbagai metode mengajar.
2.1.3   INKUIRI (INQUIRY)
1.   Penemuan melalui Penyelidikan(Discovery Through Inquiry)
     Proses mulai jika siswa menanyakan sesuatu sehubungan dengan masalah yang dihadapi.Guru dapat menyusun pegalaman belajar siswa sedemikian rupa sehingga mereka akan bertanya.Misalnya,dengan mempertunjukkan film atau”slide”,atau foto-foto dengan menceritakan atau mendemonstrasikan suatu fenomena yang menggambarkan peristiwa sebab akibat.Dalam keadaan demikian inkuiri dilaksanakan tanpa murid melaksanakan ekperimen atau memanipulasi alat.Siswa mulai mengumpulkan data mengenai masalah/peristiwa itu dengan bertanya.Pengumpulan data melalui bertanya ini memaksa siswa untuk menguji hipotesisny dengan mengadakan “eksperimen lisant”.Metode ini bertujuan mengembangkan cara berfikir kritis yang merupakan salah satu sifat peneliti yang baik.
    Mencari jawaba atas suatu persoalan yang membtuhkan serangkaian kegiatan intelektual siswa untuk memperjelas suatu pengalaman atau permasalahan merupakan sifat inkuiri.Jadi,inkuiri terutama menekankan pada inisiatif siswa serta pengalaman belajarnya.Dalam metode inkuiri biasanya ada pokok bahasan,masalah atau soal yang menarik bagi siswa atai yang menarik minat mereka untuk dipelajari atau diteliti.Bila ada minat maka sebaiknya guru memanfaatkan niat itu,tetapi karena umumnya siswa segan untuk mengemukakan pertanyaan atau pengetahuan mereka maka sering guru terpancing untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa atau melakukan demonstrasi/proses,yang mengemukakan peristiwa lain daripada yang biasanya dialamiya atau diharapkan siswa.
    Pokok-pokok bahasan,pertanyaan atau masalah ini dapat dikerjakan siswa secaa kelompok atau antara guru dengan siswa secara bersama.Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan,mendiskusikan,mengipotesiskan,menganalisis,dan menafsir sekelompok data yang terkumpul dari hasil pengamatan anggota kelompok dalam upaya mereka mendapatkan konsep umum mengenai pokok bahasan yang dipermasalahkan.Dengan demikian,disusun teori-teori atau pengertian untuk diuji eksperimen atau melalui pengumpulan data sebagai hasil observasi.Metode ini bermaksud mengembangkan sifat ingin tahu dan imajinasi siswa serta kemampuan mereka mengungkapkan pemikirannya,untuk menyelidiki,dan memahami sendiri.Siswa harus diberi motivasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan atau cara-cara baru untuk menghadapi kerumitan apabila dalam memecahkan permasalahan tidakditemukan apa yang diharapkan.
    Dengan metode konsep-konsep disajikan melalui beragam cara.Ada tiga tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inkuiri.
     Pertama,adanya kesadaran bahwa ada masalah.Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk melanjutkan merumuskan masalah(tahap kedua).PAda tahap ini masalah dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan.Melalui inkuiri informasi mengenai masalah disimpan.Tahap berkutnya adalah tahap mencari(searching).Pada tahap ini pertanyaan dan informasinya dihubungkan dengan hipotesis.Pendekatan inkuiri ini mendorong berlangsungnya pemikiran divergen.
2.   Mengembangkan kosep
3.   Distribusi


2.1.4   TINDAK LANJUT
Rencanakan study lapangan di sungai ataub perairan terdekat, yang telah berubah atau kemungkinan besar akan berubah rencanakan juga kegiatan yang dapat memperbaiki kondisi sungai atau perairan itu.
1.      Ajakan Untuk Penyelidikan (Invitatian inquiry)
 Suatu teknik lain dalam pendekatan inquiry adalah ajakan untuk penyelidikan .teknik ini bermaksud untuk menjadikan siswa penyelidik-penyelidik yang mahir. Teknik ini menekankan pada bagaimana data di peroleh dan di ubah menjadi pengetahuan. Dalam hal ini belajar tentang lingkungan hidup bukan hanya untuk mengetahui dari orang lain pa yang sudah diketahui. Tetapi pengetahuan lingkungan diperoleh melalui berbagai cara.salah satunya adalah dengan cara menyajikan suatu masalah dan melakukan eksperimen untuk memecahkannya . data yang terkumpul dari eksperimen ini diberi penjelasan, dianalisis dan diinterpretasikan siswa. Cara yang lain ialah memberikan kepada siswa sekumpulan data lalu menugaskan mereka menginterpretasinya atau mendapat kesimpulan dari data tersebut.
Pengajaran menggunakan inquiry juga dapat berlangsung bila dikemukakan suatu situasi permasalahan dan siswa di ajak untuk mengembangkan hipotesis dari hasil pengamatan mereka mengenai permmasalahan itu. Hipotesis yang tersusun dapat di uji melalui kegiatan latihan “ajakan mengadakan inquiry” berikutnya. Contoh pelajaran yang menggunakan ajakan mengadakan inquiry.
Dalam contoh ini dikemukakan suatu keadaan siswa diajak mengembangkan hipotesis memperoleh keterampilan merumuskan hipotesis serta mengontrol variabel-variabel dalam suatu eksperimen.
2.    Kepada siswa Dikemukakan
a.     Hipotesis
Pembahasan hutan merupakan salah satu penyebab banjir. Bagaimanakah anda dapat mengujinya? Faktor-faktor apakah yang harus dikumpulkan supaya data yang dikumpulkan sahih ( mungkin siswa akan mengemukakan suatu eksperimen yang menggunakan dua kotak yang berisi tanah yang permukaan lahannya miring dengan luas yang sama. Permukaan yang satu menutup tanaman dan yang satu gundul. Air disiramkan pada kedua permukaan itu untuk suat jangka yang sama. Air yang mengalir ditampung pada daerah di bawah lereng itu,lalu dibandingkan warna serta jumlah air yang tertampung itu). Siswa harus dapat menidentifikasi faktor yang harus dikontrol, kemiringan lahan, banyaknya air yang disiramkan dan mengalir persatuan waktu tertentu, velositas air, jenis tanah, serta factor yang dimanipulasi , yaitu keadaan permukaan lahan.
Bagaimanakah anda dapat menjelaskan keadaan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim panas di daerah itu?(aliran air yang cepat menghambat perembesan air ke tanah pada waktu musim hujan untuk disimpan sebagai air tanah . sedang air tanah ini merupakan sumber pada musim panas.
b.         Metode penelitian
Pemecahan masalah sering merupakan bentuk penelitian. Banyak masalah kependudukan dan lingkungan hidup dipecahkan melalui penelitian yang berbentuk eksperimen atau survey. Oleh karena itu, metode ini harus digunakan dalam PLH untuk mengembnagkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah.
1)    Metode Eksperimen
Menurut Webster, eksperimen adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengendalikan kondisi untuk menemukan pengaruh yang belum diketahui terhadap suatu hokum atau untuk menguji atau memperkuat hipotesis atau untuk memberikan gambaran suatu hokum supaya diketahui.      
Batasan ini akan lebih jelas bila dapat dilakukan suatu kegiatan, yaitu eksperimen. Keadaan terkontrol berarti si penelitimengidentifikasi semua variabel-variabel yang relevan, mempertahankan variabel-variabel itu pada keadaan tetap seperti biasa , kecuali satu variabel yang hendak diketahui pengaruhnya itu. Variabel ini diduga mempengaruhi atau merupakan sebab permasalahan itu. Mengadakan eksperimen sebenarnya adalah inquiry melalui penelitian dengan menggunakan objek, peralatan serta bahan dalam keadaan alamiah atau simulasi.
Kebanyakan eksperimen yang dilakukan disekolah sebenarnya bukan eksperimen karena siswa hanya melakukan langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk akhirnya datang pada kesimpulan yang diharapkan. Memang jenis eksperimen ini dibutuhkan bagi siswa yang baru mau mulai menggunakan alat-alat laboratorium. Namun, setelah mereka terampil maka eksperimen yang tak berstruktur dapat dilakukannya. Siswa yang berbakat dapat diberikan kesempatan untk memecahkan masalh-masalah sesuai caranya dan dengan demikian memupuk kepercayaan dirinya serta mendorong minatnya terhadap penelitian lingkungan. Biarlah siswa mulai belajar dengan melakukan eksperimen-eksperimen yang mudah yang menarik minat mereka. Banyak siswa yang akan kehilangan minat untuk melakukan eksperimen bila pengetahuan yang diperolehnya tidak relevan, atau bila tugas-tugas yang harus dilaksanaknnya sangat sukar bagi mereka sehingga mereka lupa apa yang harus mereka pelajari. Meraka hanya akan mengingat kesukaran-kesukaran yang dialaminya dan hilanglah minatnya untuk bereksperimen . akan tetapi hasil eksperimen yang menarik dan yang langsung berkaitan denagn masalah yang diamati oleh siswa akan selalu diingat.
Apabila siswa melakukan eksperimen , guru harus mengusahakan tercitanya suasana yang membantu siswa untuk belajar.siswa harus diberi senangat, dukungan dan bimbingan dalam penelitiannya. Guru harus menerima ide siswa, dan bila perlu secara halus mengusulkan perbaikan dalam rencana penelitian mereka. Harus dikembangkan suasana saling percaya antar siswa serta antar siswa denagn guru. Siswa seharusnya dilatih untuk dapat menulis laporan dengan lengkap mengenai metode atau prosedur yang digunakan dalam penelitiannya dan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari eksperimennya itu.
2)            Penelitian berbentuk survey
Survai adalah cara mendapatkan informasi dasar. Penemuan dalam survey dapat digunakan sebagai dasar atau pemberi arah untuk kegiatan-kegiatan tertentu atau pelaksanaan atau proyek. Misalnya survey untuk kebutuhan si terdidik atau masyarakat merupakan salah satu dasar pertimbngan dalam pengembangan kurikulum. Dalam melakukan suatu survey , instrument yang paling umum digunakan adalah daftar cek (check list), daftar pertanyaan, daftar pendapat (opini) dan interviu. Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan serta reaks mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam daftar itu menggambarkan perasaan, sikap, pendapat mereka terhadap apa yang dipermasalahkan.
Tingkat kepercayaan (realibilitas) hasil survey tergantung pada kesungguhan responden menjawab atau mengisi daftar pertanyaan itu. Kadang kala, mengisi instrument itu tanpa berfikir teentang pertanyaan-pertanyaan itu. Adakah responden yang membaurkan perasaan aslinya dengan apa yang dikiranya diharapkan oleh para peneliti dari padanya.
Dalam survey, informasi yang diberikan responden seyoginya dipandang sebagai suatu rahasia peneliti harus menghargai hak responden terhadap informasi yang diberikannya. Sama seperti penelitian pada eksperimen , dalam survey juga terlibat secara aktif. Melalui aktifitas ini dikembangkan keterampilan mereka untuk belajar mandiri.
Metode ini sangat bermanfaat bagi PLH karena dengan survey dapat ditentukan kesadaran, pengertian , minat atau pendapat masyarakat mengenai suatu keadaan lingkungan hidup. Beberapa pokok bahasan yang digunakan untuk survey adalah :
1.      Sumber-sunber air dalam masyarakat
2.      Sikap manusia terhadap pertumbuhan penduduk didaerah pemukiman tertentu serta sebab-sebab pertubuhan itu.
3.      Tempat pembuangan sampah dan menentukan pengaruhnya terhadap masalah pencemaran di lingkungan itu.
                     Untuk survey siswa , batasi jumlah soal yang hendak ditanyakan. Survey yang panjang dimungkinkan besarakan menemui kesukaran yang dapat mematikan kegairahan siswa.
2.1.5        METODE KASUS
Metode ini termasuk juga dalam pendekatan pemecahan masalah, dan banyak digunakan dalam IPS. Kasusnya dapat berupa peristiwa, perilaku manusia, berita surat kabar, pidato, surat, bahkan juga laporan suatu peristiwa. Dengan memilih kasus dari lingkungan hidup untuk didiskusikan di dalam kelas maka ada usaha untuk mengaitkan sekolah dengan kehidupan sekitarnya.
 Setelah diidentifikasi suatu kasus, dilanjutkan dengan diskusi untuk menarik sari dlam permasalan dalamkasus itu. Apabila ternyata permasalahan ini terlalu kompleks maka masih harus dianalisis dan membaginya menjadi kasus-kasus sederhana yang benar-benar merupakan dasar permasalahan.
Kelas kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan tiap kelompok mendiskusikan sebab-sebab dari permasalahan itu. Dalam setiap kelompok harus diterangkan latar belakang kasus itu. Knpenemungkinan perkembangan masalah ini selanjutnya dan bagaimana pencegahanya dapat didiskusikan. Pandangan-pandangan,penjelasan-penjelasan dan rekomendasi setiap kelompok dijelaskan kepada seluruh kelas untuk menentukan mana yang terbaik untuk di terapkan. Sering terjadi bahwa kelas menetapkan lebih dari satu rekomendasi untuk bertindak. Analisis melalui diskusi merupakanakan bagian yang penting dalam metode studi kasus tadi. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan pendorong, dan berusaha menjaga diskusi tetap dalam batas-batas permasalahan, juga membantu siswa dalam menilai dapat tidaknya diterapkan rekomendasi itu dalam keadaan yang nyata.
2.1.6        AKTIFITAS SIMULASI
Dalam simulasi peserta memerankan tokoh-tokoh realistic tetapi dalam situasi hayal, seperti situasi social,ekonomi, politik atau biologi. Simulasi ini merupakan reproduksi sederhana , atau model suatu fenomena, proses atau situasi dalam kehidupan sebenarnya.
Suatu aktifitas simulasi harus memperhatikan sifat-sifat sebagai berikut:
1.Merupakan kegiatan informasi dalam kelas. Baik murid maupun guru ikut serta. Mereka mengambil keputusan atas dasar hasil tinjauan keadaan yang didapatinya. Mereka mengalami konskuensi dan keputusan yang diambil yaitu dan memikirkan hubungan antara keputusan yang diambil serta konsekuensi yang timbul.
2.Di dasarkan pada masalah. Terbuka untuk pendekatan multi disipliner, misalnya termasuk juga keterampilan social.
3.Sangat dinamik karena menyangkut keadaan yang berubah sehingga perlu fleksibilitas dalam berfikir dan member jawaban.
Aktifitas yang menggunakan model yang dapat dimanipulasi sehingga melalui dan mencoba membuat kesalahan (trial dan error) siswa dapat mengambil kesimpulan, keterangan atau pemecahan atas masalah yang dipelajari, ini pun termasuk simulasi. Misalnya, dalam mempelajari pengaruh kecepatan aliran air terhadap erosi tanah,aliran air dapat diperagakan didalam kelas dengan menggunakan tabel aliran air.
  Simulasi dalam PLH umumnya menggunakan pokok bahasan , seperti pelestearian sumber daya, pengelolaan lahan pertumbuhan penduduk, permasalahan social,,ekonomi dan lain-lain.
  Sebagian besar siswa yang pemalu pada mulanya aktifitas simulasi sukar karena untuk itu dibutuhkan kemampuan bicara dan bertindak didepan teman-temannya. Perubahan proses belajar mengajar seharusnya dilakukan secara berangsur-angsur dari belajar guru aktif menjadi belajar siswa aktif.


a.         Permainan
Aktifitas simulasi dalam bentuk permainan ini menggunakan materi dan prosedur yang sudah tertentu. Permainan-permainan ini dinegara-negara maju telah banyak tersedia. Namun, guru-guru yang kreatif dapat membuat sendiri mengenai permain-permainan mengenai kependudukan dan lingkungan hidup. Dalam, permainan tujuan yang hendak di capai terutama ditekankan pada perkembangan proses interaksi.
b.          Bermain peran
Keadaan sebenarnya dalam hidup dijadikan drama. Peranan mengenai suatu permasalahan dalam lingkungan dapat diekspresikan dalam anak-anak bermain peran. Dalam metode ini siswa mendapat peran untuk dimainkan sehingga dengan demikian mereka benar-benar terlibat dalam permasalahan. Aktifitas ini biasanya didahului oleh kegiatan memaparkan keadaan yang hendak dimainkan sampai jelas. Umumnya dipilih situasi yang menimbulkan konflik untuk dimainkan.
c.          Simulasi computer
Dengan meluasnya penggunaan komputer maka dalam pengajaranpun metode simulasi computer telah digunakan disekilah-sekolah yang mempunyai computer.
Dalam semua bentuk aktifitas simulasi adalah sebagai berikut.
a). para peserta mengambil peran sebagaimana kedudukan sebenarnya tokoh-tokoh itu dalam masyarakat, dan terlibat dalam diskusi-diskusi sebagai tokoh yang diperankannya.
b).  para peserta mengalami konsekuensi daripada perannya serta keputusan yang diambinya.
c).  hasil simulasi didiskusikan kembali, dan perhatian utama tertuju pada hubungan antara pengambil keputusan, alasan-alasan serta konsekuensi keputusan itu.
2.1.7        BUZZ GROUP
Merupakan aktifitas kelompok kecil (2-8 orang). Kelompok ono bermusyawar bersama selama 4-5 menit. Sesudah itu hasil rumbuka ini dikomunikasikan kepada kelompok yang lebih besar oleh salah seorang anggota kelompok kecil sebagai umpan balik.
Teknik ini digunakan setelah menerima masukan mengenai suatu materi atau permasalah. Materi yang diberikan mungkin secara lisan, mungkin melalui pemutaran film , atau melalui cara lain. Bahan ini menghendaki siswa member umpan balik.
Keuntungan teknik ini adalah bahwa lebih banyak siswa terlibat dalam diskusi permasalahan. Apabila dalam “buzz group” ditetapkan seorang pemimpin diskusi maka kepemimpinan dan tanggung jawab orang tersebut dididik dalam kegiatan ini . supaya lebih berhasil maka pada mulanya harus diadakan sesering mungkin sehingga dia mahir dan tidak banyak waktu terbuang.
1.   Diskusi kelas
Aktifitas ini melibatkan seluruh kelas. Suetu permasalahan dilemparkan kepada seluruh kelas dan setiap siswa diharapkan memberikan pandangan secara teratur.
Teknik ini digunakan dengan maksud untuk berusaha melatih siswa mengeluarkan hasil pemikiran dalam bentuk kalimat lisan. Ini dapat digunakan guru untuk:
a.    Mengetahui apakah siswa mengerti
b.   Mengemukakan pandangan atau pemikiran tanpa secara formal menulisnya
c.    Menanyakan pendapat orang lain tentang pokok bahasan itu
Diskusi kelas membantu menghilangkan kesalahpahaman yang sering terjadi pada siswa mengenai konsep-konsep yang sedang dipelajari tanpa mereka dihaluskan mengakuinya, tetapi hanya dengan mendengarkan pada waktu mereka mengikuti diskusi itu. Teknik ini meningkatkan kemampuan anak mengemukakan pendapat , dan keberaniannya didepan umum. Juga keterampilan dalam mengubah pemikiran menjadi kata-kata serta mempertanyakan asumsi-asumsi yang dikemukakan.
Kesukarannya adalah melancarkandiskusi pada mulanya , dan menghentikannya supaya tidak membosankan.
2.   Diskusi Kelompok
a.    Dengan guru
Seluruh kelas berpartisipasi dengan guru sebagai pemimpin atau pembimbing.
Penggunaannya tergantung kemampuan guru. Melalui pengarahan yang beraneka, cara ini dapat digunakan untuk membantu membimbing , dan mengarahkan cara berfikir siswa,menantang dengan asumsi-asumsi serta mengusahakan pertukaran pikiran.
Penggunaan pendekatan ini memungkinkan adanya siswa menghindar untuk terlibat dalam diskusi . Guru harus tetap sadar akan apa yang hendak dicapai. Cara ini dapat mengakibatkan hubungan yang lebih akrab antara guru dengan murid.
b.   Tanpa Guru
Seluruh kelas dikelompokkan menjadi dua atau tiga kelompok besar . siswa umumnya memilih salah seorang temannya sebagai pemimpin kelompok. Metode ini umumnya digunakan bila dibutuhkan ide atau pemikiran yang murni dari siswa serta komunikasi bebas antar siswa. Cara ini berguna bila menelitii permasalahan yang controversial.
Memungkinkan terjadi komunikasi serta tukar-menukar ide antar siswa, memerlukan penetapan tujuan yang hendak dicapai serta batas waktu yang akan digunakan karena apabila tidak maka diskusi menjadi tak berarti.

2.1.8     SUMBANG SARAN
Teknik yang efektif untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru ini dilakukan dalam kelompok 5-10siswa. Setelah masalah diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, setiap anggota kelompok diminta untuk menyumbangkan sebanyak mungkin saran yang didapat merupakan kemungkinan jawaban terhadap masalah tersebut . pemberian penilaian atau kritik supaya ditangguhkan.
Beberapa aturan yang harus diikuti:
1.    Selama tahap pemberian gagasan kritik-kritik tidak dibenarkan , untuk tidak menghambat proses timbulnya ide-ide. Sesudah gagasan diterima dan dicatat baru diikuti dengan tahap penilaian ide. Penilaian diberikan atas dasar criteria tertentu.
2.    Gagasan yang anehpun diterima. Mungkin saja gagasan ini dapat dilaksanakan jika masalah ditinjau dari segi lain atau dapat merangsang timbulnya gagasan lain.
3.    Kumpulkan gagasan sebanyak mungkin
4.    Peserta boleh menyumbang gagasan peserta lain atau gagasa-gagasan peserta dapat digabung.

Teknik ini menekankan pada:
1.                  Rumusan masalah yang jelas
2.                  Gagasan dapat diberikan secara bebas
3.                  Gagasan sebanyak mungkin
4.                  Penggabungan dapat pengembangan gagasa.

1.                  Bekerja sebagai panitia
Menghendaki partisipasi aktif kelompok-kelompok ynag terdiri atas 4-8 orang siswa. Setiap kelompok bertanggung jawab atas suatu masalah. Teknik ini dapat digunakan bila tugas-tugas yang akan dilaksanakan cukup banyak dan berbeda-beda.     
Kelas dianggap sebagai suatu panitia dengan kelompok-kelompok siswa sebagai anggota panitia. Jadi, kelas dibagi kedalam seksi-seksi kepanitiaan sesuai tugas yang hendak dilaksanakan, dan tiap kelompok mengerjakan sesuatu aspek dari masalah yang sama atau setiap kelompok mengerjakan sesuatu masalah yang saling berbeda.
Teknik ini bermanfaat dalam mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung dalam jangka waktu cukup panjang (3-5 minggu), serta dapat 9 mengorganisasikan diri dan memusyawarahkan suatu pandangan yang berbeda. Kegiatan-kegiatan ini harus dimonitor supaya tidak macet.
2.                  Debat
Untuk berdebat di butuhkan dua kelompok yang terdiri atas 3-4 anggota. Setiap kelompok mengemukakan gagasan serta argumen mengenai suatu persoalan yang controversial. Setiap kelompok di berikan batasan waktu tertentu (3 menit) untuk mempertahankan pendapatnya. Teknik ini memungkinkan terjadinya penjajakan nilai-nilai yang dianut serta tanggung jawab terhadap pilihan pribadi.
Dalam pendekatan ini, cara menyusun pikiran dengan teratur perlu dilatih sehingga dimungkinkan di terima orang lain. Namun, cukup banyak waktu di butuhkan untuk menampung setiap pandangan. Permasalahan yang menjadi pokok bahasan harus menarik bagi pembicara maupun pendengar (seluruh kelas).
Masih ada metode-metode lain yang juga dapat di gunakan untuk menggugah keikutsertaan siswa secara aktif ikut berpikir dan mempelajarinya. Dalam proses belajar-mengajar, sebaiknya menggunakan bermacam metode mengajar, yang pemilihanya disesuaikan dengan permasalahan yang hendak di teliti.
2.2 Evaluasi Pendidikan lingkungan Hidup
Setiap kegiatan pendidikan seyogianya diikuti dengan penelitian terhadap berhasil tidaknya kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan. Melalui penilaian maka (1) Dapat diperoleh informasi mengenai input dan output kegiatan; (2) Dapat diketahui bagaimana memperbaiki kegiatan pendidikan dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan program; (3) Dapat menyediakan motivasi bagi semua yang terlibat dalam kegiatan ini dengan perolehan umpan balik tentang kemajuan yang dicapai; (4) Memungkinkan mengarahkan kegiatan ada tujuannya; (5) Dapat mengarahkan pengambilan keputusan.
2.2.1  Pertanggungjawaban Masukan dan Keluaran PLH
Laporan mengenai pengeluaran seperti pada pelaksanaan suatu proyek tidak cukup untuk pertanggungjawaban kegiatan kependidikan.
Kegiatan kependidikan dapat dipertanggungjawabkan keseluruhannya, bila memasukan juga aspek-aspek abstrak seperti nilai-nilai dan sikap, pengetahuan yang diperoleh, keterampilan kognitif yang dikembangkan. Masukan dan keluaran pendidikan ini yang abstrak penting artinya dalam menyusun kebijakan serta menjadi faktor untuk diperhitungkan apabila hendak memperluas suatu proyek atau hendak menghentikan, apabila hendak merencanakan penbiayaan untuk program lain.
Penurunan atau peningkatan nilai suatu keluaran, tambahan waktu bagi guru maupun siswa dalam melaksanakan proyek pengembangan pengetahuan atau perubahan kebiasaan-kebiasaan serta sikap, kesemuanya ini merupakan masukan serta keluaran yang sukar diukur dan justru inilah yang dapat membantu dalm pelaksanaan PLH. Sukses tidaknya PLH dapat dilihat pada hasil akhirnya, yaitu apakah peserta didik telah belajar atau dengan kata lain apakah telah terjadi perubahan dalam pengetahuannya, sikapnya serta keterampilannya terhadap lingkungan hidup.
2.2.2  Perbaikan Kegiatan PLH
Suatu kegiatan pendidikan yang sedang berjalan sewaktu-waktu dapat dinilai. Hasil penilaian ini dapat memberikan gambaran tentang perkembangan arah kegiatan serta kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan untuk memungkinkan diadakannya perbaikan.
          Penilaian sedemikian dikenal sebagai penilaian formatif. Apabila penilaian diadakan pada akhir kegiatan suatu proyek dikenal sebagai penilaian sumatif. Hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai penilaian proyek/kegiatan serupa atau sebagai pertimbangan apabila akan melaksanakan kegiatan demikian.
2.2.3    Memberi Motivasi Pada Petugas Maupun Peserta
Dari pengalaman diketahui bahwa penilaian umumnya memberi dorongan pada peserta kegiatan untuk berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Memang merupakan sifat manusia untuk berusaha supaya berhasil. Dengan menyakini bahwa penilaian merupakan bagian esensial dari suatu kegiatan pendidikan maka baik petugas pendidikan maupun persertanya dipacu untuk bekerja keras mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi penilaian inilah yang dapat digunakan untuk melakukan penalaran nasioanalataupun regional. Dilihat dari sudut pandang ini maka dapat dikatakan bahwa tipe penilaian akan mempengaruhi kualitas belajar. Apabila tipe penilaian mementingkan hanya aspek ingatan maka peserta belajar diluar kepala.  
Pemahaman dirasa tidak penting apalagi peeraan serta sikap. Bila penilaian diadakan mementingkan berfikir kriis mak peserta akan berusah mencarinya. Bila penilaian dilakukan untuk mengukur kepekaan serta tanggapan terhadap kejadian-kejadian dalam lingkungan hidup maka peserta akan belajar untuk menjadi peka terhadap lingkungan hidup serta melakukan kegiatan bereaksi terhadap lingkungannya. Jadi dapat dikatakan bahwa kualitas penilaiaan mempengaruhi kualitas belajar.
Bagaimanakah peserta suatu kegiatan tahu apa yang akan dinilai? Apabila dalam pelaksanaan suatu kegiatan direncanakan untuk melakukan pengumpulan data, maka pada penemuan pertama pengenalan jadwal kerja, para peserta mendapat petunjuk ke arah mana evaluasi diadakan. Petugas dapat juga memberitahukan peran peserta apa yang merupakan penilaian dalam kegiatan itu, penilaian bagi peserta bukanlah suatu yang mendadak tanpa petunjuk sebelumnya.
2.2.4   Mengarahkan Kegiatan Ke Tujuan
Tidak ada suatu proyek berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan semula. Ada saja hambatan yang menghalangi jalan yang hendak ditempuh. Misalnya, sekolah mengalami banjir maka jadwal peajaran mengalami hambatan. Dengan demikian, rencana semula menjadi kacau. Kemungkinan yang terjadi ialah siswa kehilangan doronngan untuk melanjutkan proyek. Contoh lain juga ialah apabila siswa diharuskan ikut serta dalam suatu kegiatan menerima tamu, misalnya yang terjadwal sejak pemulaan tahun ajaran, ini akan mengacaukan seluruh jadwal untuk tahun ajaran itu karena siwa akan kehilangan perhatian terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah. Apabila demikian, penilaian harus dapat mengidentifikasi penyebab-penyebab memudarnya perhatian terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk melanjutkan kegiatan yang terhenti sudah akan tak berarti lagi. Untuk mengubah materi dan strategi pembelajaran konsep-konsep semula dengan menggunakan kejadian yang baru saj dialami (banjir misalnya) memang akan menghasilkan sesuatu proses belajr yag berarti, namun sanggupkah sekolah itu melakukannya. Untuk itu perlu fleksibilitas baik guru maupun pihak sekolah.
Kesemuanya dapat terbaca dalam pola evaluasi. Akan tetapi, evaluasi pun harus dapat memperhatikan bila perubahan yang dilakukan lebih mengacaukan pembelajaran sehingga tidak dapt mencpai tujuan yang ditetapkan. Contoh lain, yang mungkin terjadi ialah dalam diskusi kelompok berkembang suatu suasana kompetisi yang tidak sehat antar kelompok-kelompok. Ini harus diketahui penilai dari data yang dikumpulkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa penilaian harus dpat mengarahkan kembali kegiatan pendidikan yang berlangsung menuju tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan.
2.2.5     Mengarahkan Penganbilan Keputusan
Kalau pada masa lampau guru-guru yang berpengalaman dapat secra intuitif mengambil keputusan dan tanpa didasari langsung melakukan penilaian formal, maka sekarang ini hal demikian sudah tidak dapat dilaksanakan.
Perubahan dalam ilmu dan teknologi yang demikian pesat telah meningkatkan variabel-variabel pendidikan serta kompleksitas yang saling berpengaruh. Pengambilan keputusan mengenai pendidikan masa kini mendasarkan kebijakan-kebijakanya pada hasil-hasil penelitian. Kekurangan pada pengambilan keputusan demikian ialah bahwa keputusan yang diambil lebih besar kemungkinannya untuk berhasil.
Keberhasilan suatu evluasi terletak pada kecermatan mengidentifikasi dan membatasi apa yang akan dievaluasi, dengan kata lain apa yang merupakan objek evaluasi. Umpamanya evaluasi belajar mengajar mengenai pekerjaan guru, lingkup belajar dan hasil murid.
Evaluasi terhadap hasil kerja guru dapat menyangkut:
1.   Organisme materi pelajaran sehari-hari
2.   Pengetahuan mengenai materi ajar
3.   Penggunaan strategi pembelajarn yang sesuai dengan pokok bahasan dan tingkat umur siswa.
4.   Bagiab-bagian yang diberi tekanan dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
5.   Hubungan dengan murid, dengan sejawat dan dengan sataf administari
6.   Kemungkinan mengubah tingkat dan irama pembahasan demi memenuhi tuntutan dan bakat siswa.
Evaluasi ini dapat direncanakan oleh evaluator yang memahami tugas guru, namun perlu ditentukan sebelumnya kriteria-kriteria penampilan guru yang efektif.
Evaluasi terhadap lingkungan penbelajaran terutama mengenai sifat-sifat yang memberikan petunjuk mengenai efektifitas proses intruksional pendidikan lingkungan hidup, yaitu:
1.   Apakah pembelajran mengenai lingkungan hidup tetuju pada keadaan serta masalah-masalah lingkungan hidup lokal.
2.   Apakah pebelajaran terbuka untuk gagasan-gagasan mengenai cara-cara mempelajari lingkungan hidup dan bagaimana pemecahan maslahnya.
3.   Apakah tugas- tugas serta kegiatan merupakan gagasan siswa.
4.   Apakah ada saling menghargai dalam diskusi, dalam proyek kelompok serta kegiatan sekolah lainya.
5.   Apakah siswa yang lebih banyak mengemukakan pendapat daripada guru.
6.   Apakah lebih fleksibel dalam pengaturaan atau tata tertib kelas.
7.   Apakah pengelolaan kelas menciptakan lingkungan belajar yang positif atau negatif.


Evaluasi hasil belajar siswa terutama mengenai:
1.      Kesadaran akan lingkungan
2.       Kepekaan terhadap perubahan terutama yang disebabkan oleh kegiatan manusia
3.      Nilai-nilai dan sikap mengenai keadilan sosial serta kepudilaan manusia dalam kegiatan-kegiatan ini.
4.      Pertimbangan berbagai srategi alternatif dalam menangani masalah-masalah lingkungan hidup.
5.      Menifestasikan perilaku pelestarian.
6.      Keikut sertaan dalam kegiatan masyarakat mengenai gagasan lingkungan hidup.
Lebih berharga lagi hasil evaluasi bila setelah satu tau dua tahun kemudian siswa dievaluasi kembali untuk mengetahui kadar retensi yang telah dipelajari.
Indikator-indikator ini hanyalah sebagian yang dikemukakan. Oleh karena itu, sebelum diadakan evaluasi supaya lebih dahulu ditetapkan indikator-indikator keberhasilan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang lebih sempurna.
1)      proses Evaluasi.
Proses evaluasi dimulai sejak diputuskan untuk mengadakan evaluasi. Kemudian, ditentukan apa yang akan dievalusi dan barulah ditentukan strategi pengumpulan data. Penilai harus menentukan siapa yang akan menjadi sumber data, instrumen apa yang akan digunakan dan kapan pengumpulan data dilaksanakan. Data mungkin saja diperoleh secara langsung, tetapi mungkin juga secara tidak langsung.
2)      Instrumen Penilaian.
Instrumen untuk mengumpulkan data sering harus disusun sendiri oleh penilai. Instrumen ini dapat saja berupa ujian tertulis, skala penilaian, dftar cek, daftar wawancara, pelaporan diri.
a.              instrumen yang membutuhkan jawaban tertulis sering digunakan karena lebih mudah untuk dianalisis. Instrumen yang membutuhkan jawaban lisan terutama ditujukan pada mereka yang belum atau tidak dapat membaca atau tidak dapat menulis karena cacat atau apabila dibutuhkan ekspresi wajah dalam penilaian. Instrumen yang membutuhkan jawaban berupa perbuatan terutama untuk menilai keterampilan.
instrumen dengan jawaban tertulis dapat berupa :
1)         Tipe terbuka
2)         Tipe tertutup
a)                   Instrumen tipe terbuka memungkinkan respoden dengan leluasa mengemukakan pendapatnya, contohnya: tes karangan (essay); paparkan dengan singkat mengenai pemanfaatan hutan tropik secara berkesinambungan dab masalah-masalah yang dihadapi.
Tes menyempurnakan paragraf: Kepentingan hutan bagi wilayah pertanian perlu di….????
Pertanyaan terbuka: jawaban dengan 2-3 kalimat pertanyaan berikut. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan peruntukan lahan di Indonesia?
b)                  Tes tipe tertutup sangat objektif. Dengan kunci tes siapa saja dapat menberi nilai pada hasil tes tipe ini. Contoh-contohnya: Tes pilihan ganda, tes menjodohkan, tes benar salah, serta tes menyempurnakan.
c)                   Kuesioner memuat daftar pertanyaan yang disusun secar sistematis urutan pertanyaan dapat menggabarkan hubungan antara pertanyaan-prtanyaan. Pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi faktual, reaksi atau pendapat mengenai terjadinya suatu peristiwa.
d)                  Daftar cek berupa daftar topik, tingkah laku, keadaan, keterangan mengenai perasaan, kegiatan yanng ditawarkan pada responden untuk memberi cek mana yang disenangi atau tidak disenangi, mana yang dianjurkan atau ditolak.
e)                   skala penilaian terdiri atas ungkapan-ungkapan yang diajukan kepada responden untuk menilai apakah ia setuju- tidak setuju, senang- tidak senang, menarik- tidak menarik.
Contoh: beri tanda atau lingkarilah nomor yang menurut pendapat anda sesuai dengan pendapat anda. Industri yang akan mencemarkan lingkungan supaya dilarang untuk dibangun.
f)                   evaluasi menampilan mengukur penguasaan keterampilan motorik serta pengetahuan prosedur sesuatu. Untuk ini maka perlu melihat penampilna seseorang sesuatu. Digunkan untuk menilai aktivitas motorik, nilai, sikap, dan perasaan. Untuk ini perlu instrumen. Validitas da reliabilitas instrumen perlu diperhatikan karena dengan instrumen ini kita ingin memperoleh informasi yang sahih dan ajeg.
Suatu masalah yang timbul dalam pendidikan lingkungan hidup adalah bagaimana mengevaluasi keberhasilannya bila PLH terintegrasi didalam berbagai mata pelajaran? Apabila kegiatan pLh tidak dievaluasi maka kemungkinan besar baik guru maupun ssiwa tidak akan memperhatikan lagi. Akibat selanjutnya kegiatan untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup dengan permasalahannya tidak akan ada didalam pendidikan formal.
Prioritas PLH adalah pada pencapaian tujuan afektif yang diukur dengan cara tradisional yaitu pembelajaran maka penilaian sikap terhadap lingkungan akan berbeda antara satu tempat denga tempat lain. Ini sangat berbeda dengan penilaian pemahaman materi IPA yang sama untuk semua tempat.
Tujuan PLH juga terutama dalam pencapaian kepekaan terhadap lingkungan hidup dan tanggung jawab mengusahakan peningkatan kwalitasnya. Tujuan yang juga penting adalah dalam keterampilan proses, seperti mengambil keputusan mengenai berbagai alternatif, berpartisipasi dalam tindakan-tindakan sosial, berkomunikasi dan pemecahan masalah. William Stapp (mantan ketua Unesco international program), mengemukakan bahwa dalam pengukuran hasil PLH maka kesadaran lingkungan serat pengetahuan lingkungan merupakan aspek utama serta penting dalam pencapaian sikap terhadap lingkungan. Kedua aspek ini dapat dinilai sama seperti penilaian terhadap bidang study. Pengukuran bagaimana penilaian siswa mengenai suatu masalah lingkungan penting juga serta keterampilan proses yang dikuasai. Jkenis-jenis penrnyataan yang dapat mengukur kemampuan-kemampuan ini adalah:
b.      pernyataan-pernyaan dengan jawaban setuju atau tidak setuju
c.       Pernyataan-pernyataan isian
d.      Mengurutkan sesuai prioritas
e.       Kegiatan hipotetis bila menghadapi masalah yang dikemukakan
f.       reaksi siswa setelah melihat suatu film atau slides mengenai suatu masalah lingkungan

2.2.6     evaluasi materi kurikulum

sejenis evaluasi yang penting untuk diketahui oleh guru-guru IPA yang hendak melaksanakan PLH melalui pembelajaran ipa telah dikembangkan. Kenyataan bahwa sekarang ini banyak materi kurikulum yang disusun dan dikemukakan sebagai materi yang telah mengintegrasikan PLH  kedalamnya untuk mengetahui benar tidaknya bahwa suatu materi kurikulum telah berwawasan lingkungan perlu diadakan analisis terhadap materi itu.
Dari tujuan PLH yang telah dikemukakan pada materi pokok 1 nyata bahwa ada hubungan antar manusia, antara aneka budaya dengan lingkungan biofisik. Apabila seorang guru hendak mengajar denga berwawasan lingkungan maka materi yang di informasikan secara verbal maupun melalui bacaan harus menekankan pada aspek-aspek yang telah disebutkan. Suatu contoh instrumen untuk menilai materi kurikulum berwawasan lingkungan atau tidak adalah sebagai berikut:


BAB III
PENUTUP
Berhasilnya proses belajar mengajar antara lain ditentukan oleh metode yang digunakan untuk mengajar. Penetapan metede yang akan digunakan ditentukan oleh bahan pelajaran serta tujuan yang hendak dicapai untuk PLH yang terutama bertujuan mengembangkan komponen kemampuan untuk mau dan terampil mengusahakan terpeliharanya lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang, maka metode-metode mengajar yang secara aktif melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan. Supaya apa yang diajarkan berarti bagi terdidik maka tingkat perkembangan serta struktur kognitif terdidik perlu diperhitungkan. Penggunaan lebih dari satu metode mengajar umumnya digunakan dalam proses  belajar mengajar.
Bermacam metode mengajar telah dikenal. Setiap mempunyai segi-segi menguntungkan maupun kekurangan. Tidak ada satu metode yang dapat dikatakan paling baik. Kedudukan satu metode mengajar dalam satu proses belajar mengajar ditentukan oleh apakah benar-benar siswa belajar dan mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui proses belajar ini? Untuk PLH maka pendekatan pemecahan masalah, dengan berbagai metode mengajar dianjurkan untuk diterapkan. Metode mengjar yang dapat diterapkan didalam kelas adalah metode inkuary metode penelitian, baik itu eksperimen maupun simulasi computer, metode diskusi sumbang saran, debat. Dalam mengajar satu pokok bahasan, dibutuhkan beraneka metode mengajar.
Penilaian hasil suatu kegiatan atau proses, penting dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas keguatan itu dalam mencapai tujuan ynag diharapkan. Tujuan pendidikan lingkungan hidup begitu abstrak sehingga sukar diukur, namun dengan menentukan indicator-indikatornya dapatlah instrument pengukuran hasil pembelajaran.