PENGETAHUAN UMUM WISNU YUDHA PERMANA: Respon tumbuhan

Selasa, 13 September 2011

Respon tumbuhan


Respon Tumbuhan Terhadap Rangsang (Gerak Pada Tumbuhan)

salah satu dari ciri-ciri makhluk hidup adalah peka terhadap rangsang atau iritabilitas
Tumbuhan memiliki kemampuan gerak untuk merespon pengaruh dari lingkungan.

Gerak pada tumbuhan antara lain :
1) autonom/endonom : gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya/penyebabnya dari tumbuhan itu sendiri. contoh : gerak sitoplasma
2) higoskropis : gerak pada tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air. contoh : gerak pada proses pecahnya kulit buah polong-polongan
3) esionom : gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang

kita akan membahas tentang gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang (esionom)
esionom terbagi menjadi menjadi 3, yaitu :
1. gerak taksis
2. gerak tropisme
3. gerak nasti

Gerak Taksis
-> gerak pindah sebagian atau seluruh tubuh tumbuhan karena arah rangsangan dari luar

gerak taksis dibagi berdasarkan bentuk rangsangan :
1) fototaksis : adanya rangsangan dari cahaya
contoh : >gerak butir kloroplas yang menuju cahaya
>gerak ganggang hijau uniseluler menuju sinar
2) kemotaksis : adanya rangsangan zat kimia
contoh : >gerak perkecambahan serbuk sari ke arah terdapatnya sel telur
>bakteri aerob menuju tempat yang mengandung banyak oksigen

Gerak Tropisme
-> gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsangan. gerak tropisme positif (+) apabila arah gerak menuju arah datang rangsangan. gerak tropisme negati (-) apabila arah gerak menjauhi arah datang rangsangan
yang perlu diingat : tropisme positif = menuju arah datang rangsangan, tropisme negatif = menjauhi arah datang rangsangan
gerak tropisme dibagi berdasarkan bentuk rangsangan :
1) fototropisme : dipengaruhi oleh cahaya
contoh : >fototropisme positif : pertumbuhan tunas menuju cahaya matahari
>fototropisme negatif : pertumbuhan akar ke dalam tanah
2) geotropisme : dipengaruhi oleh gravitasi bumi/menuju pusat bumi
contoh : >geotropisme positif : pertumbuhan akar menuju pusat bumi
>geotropisme negatif : pertumbuhan tunas menuju ke atas
3) hidrotropisme : dipengaruhi air/akar tumbuhan menuju air
contoh : akar tumbuhan menuju ke tempat yang banyak air (hidrotropisme positif)
4) tigmotropisme : dipengaruhi oleh sentuhan
contoh : gerak membelitnya sulur mentimun dan pare pada batang, menjalarnya tumbuhan merambat pada dinding/tiang yang ada didekatnya

Gerak Nasti
-> gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah rangsangan

gerak nasti dibagi berdasarkan bentuk rangsangan :
1) seismonasti/tigmonasti : dipengaruhi oleh rangsang sentuhan
contoh : putri malu yang mengatupkan daunnya saat disentuh
2) niktinasti : dipengaruhi oleh rangsang gelap (nikti = gelap/malam)
contoh : menutupnya daun petai cina pada malam hari
3) termonasti : dipengaruhi oleh rangsang suhu
contoh : mekarnya bunga tulip pada musim semi
4) fotonasti : dipengaruhi oleh rangsang cahaya
contoh : gerak membuka menutupnya bunga pukul empat
5) nasti kompleks : dipengaruhi oleh berbagai faktor
contoh : membuka dan menutupnya stomata

bentuk-bentuk rangsangan :
> foto : cahaya (tropisme,nasti,taksis)
> termo : suhu (tropisme)
> geo : pusat bumi (tropisme)
> nikti : gelap/malam (nasti)
> kemo : zat kimia (taksis)
> tigmo : sentuhan (tropisme,nasti)
> hidro : air (tropisme)
Annisa Meiliani

RESPON TERHADAP CAHAYA & SUHU

Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran.
Hydrophonic Plants
Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda-beda terhadap tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis. Tanaman yang tahan dalam kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran akan mempunyai ciri morfologis daun kecil dan tebal.
Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya sintesis karbohidrat. Faktor ini secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas tumbuhan dan ekosistem. Adaptasi terhadap naungan dapat melalui 2 cara: (a) meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit; contohnya perluasan daun ini menggunakan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan akar, (b) mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direfleksikan. Pada tanaman jagung respon ketika intensitas cahaya berlebihan berupa penggulungan helaian daun untuk memperkecil aktivitas transpirasi. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel secara fisiologis mulia berkurang.
Cekaman suhu terhadap makhluk hidup bersifat spesifik. Tidak ada batas suhu terendah bagi kelangsungan hidup spora, biji dan bahkan lumut kerak dan lumut daun tertentu pada kondisi kering. Batas suhu terendah untuk bertahan hidup pada keadaan yang lebih normal sangat tergantung pada spesies dan sejauh mana jaringan telah diadaptasikan terhadap embun es. Tumbuhan yang sedang tumbuh aktif sering dapat bertahan hidup hanya pada beberapa derajat di bawah 0°C, sedangkan banyak yang dapat bertahan pada sekitar – 40°C. Beberapa tumbuhan tinggi dapat tumbuh dan berbunga di bawah salju.
Suhu rendah merupakan faktor pembatas terpenting bagi persebaran tumbuhan. Tumbuhan mengalami penciutan pada saat pembekuan karena kristal es memasuki ruang udara di luar sel dan di dalam sel hidup dapat terjadi pembekuan es secara alami. Selain itu, aktivitas enzim pada suhu rendah terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan metabolisme dalam sel.
Pada kondisi suhu tinggi yang ekstrem, enzim dapat mengalami denaturasi dan pemutusan asam nukleat pada sebagian besar organisme. Sifat merusak pada tumbuhan terutama pada fungsi fotosintesis yang tidak terjadi karena fotosistem yang peka terhadap panas. Dengan demikian, faktor suhu sangat menentukan penyebaran tumbuhan dalam biosfer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar